Rabu, 03 Oktober 2018

MENGENAL DAN MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS MELALUI LATIHAN PEKERJAAN RUMAH ,

Day 2 Game 11

REVIEW MATERI KELOMPOK 2

Membahas membangkitkan fitrah seksualitas melalui latihan pekerjaan rumah sesuai gender.
Karena itu bekal pertama adalah mengerti pembagian seks/ jenis kelamin, diharapkan bisa mengenal pembagian peran dalam keluarga dan masyarakat

Pernahkah bercermin pada diri sendiri, kapan naluri “merawat” hadir dalam diri kita? Mungkin banyak yang akan menjawab, saat sudah menikah dan punya anak.

Secara naluriah,  wanita memiliki kepekaan dalam merawat.  Namun, apakah ‘kodrat’ ini dijaga saat kita tumbuh?

Disinilah pentingnya pembagian tugas/peran sesuai Gender.

Mengapa?

Karena ALLAH sudah memberikan fitrah PERAN pada masing-masing kita.

Ayah:

-Penanggung jawab pendidikan
-Man of vision and mission
-Sang ego dan individualitas
-Pembangun sistem berpikir
-Supplier maskulinitas
-Penegak profesionalisme
-Konsultan pendidikan
-The person of ‘tega’

Ibu :

-Pelaksana harian pendidikan
-Person of love and sincerity
-Sang harmoni dan sinergo
-Pemilik moralitas dan nurani
-Supplier feminimitas
-Pembangun hati dan rasa
-Berbasis pengorbanan
-Sang ‘pembasuh luka’

Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas dan fitrah peran yang tidak sama tersebut, diperlukan kedekatan yang berbeda pada setiap tahap usia.

Usia anak 0-2 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ibu, adanya proses menyusu dan membangun kelekatan emosi. Transfer awal nilai keimanan, ketauhidan.

Usia anak 3-6 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ayah-Ibu, agar memiliki keseimbangan emosi dan rasional. Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan. Secara alamiah juga akan paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, berpakaian, berpikir dan bertindak sebagai laki-laki atau perempuan.

Pengenalan pekerjaan/kegiatan rumah : semua pekerjaan dan kegiatan, bisa melalui buku teks, ikut melibatkan anak sehari-hari. Mengawal dan memastikan identitas seksualitas sejak usia 3 tahun.

Usia anak 7-10 tahun:

Adalah masa dimana anak-anak memasuki tahap mempelajari ‘bagaimana dunia bekerja”

- Laki-laki : didekatkan dengan Ayahnya.

Ego sentris mereda à sosio sentris.

Tanggungjawab moral: peran sosial sudah berjalan ----sholat berjamaah, bermain dg ayah, peran keayahan lainnya dalam masyarakat.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Berhubungan dengan dimensi biologis, menjelaskan tentang tata cara mandi wajib, konsekuensi memiliki sperma.

- Perempuan: didekatkan dengan Ibunya, agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Perlu pendekatan dimensi biologis tentang alat reproduksi wanita. Cara bersuci dari haid dan konsekuensi memiliki rahim.

Pada usia ini bisa dilatih tugas spesifik pada anak.

Contoh kegiatan yang diharapkan mendekatkan anak pada fitrah seksualitasnya:

pada anak laki-laki :
· mengajak adik bermain
· berlatih menjadi korlap sholat berjamaah di rumah
· ikut mengecek kondisi rumah sebelum tidur
· lebih banyak bermain bersama Ayah

pada anak perempuan :
· ikut merawat Adik: menyuapi, memandikan, mengantar ke kamar mandi
· merawat hewan peliharaan
· memlihara tanaman
· masak untuk keluarga
· belajar menjahit dan pekerjaan detail lainnya

Tentu saja, kita harus mengikuti kaidah tahapan latihan yang harus dilalui oleh anak, sesuai usia dan tingkat penguasaan.

Secara umum, 3 keahlian yang harus dikuasai oleh anak-anak:

1.       Keahlian individual
2.       Keahlian berkeluarga
3.       Keahlian komunal/ komunitas

Jika telah selesai dengan keahlian individual, bisa dilanjutkan dengan keahlian berkeluarga. Jika telah tuntas dengan keahlian berkeluarga, bisa dilanjutkan dengan keahlian komunal/komunitas.

Pada kesimpulannya, melatih beberapa pekerjaan rumah kepada anak diharapkan bisa mendekatkan mereka pada jati diri seksualitas yang sesuai dengan kodrat mereka.

Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak diharapkan akan menghantarkan mereka pada peran Ayah sejati dan Ibu sejati.

Sumber bacaan :

Harry Santosa, 2015, Fitrah Based Education

PKBI DI Yogyakarta, Pengertian Seks dan Seksualitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar